Judul : Parah! Dulunya Laut, Setelah 40 Tahun Seorang Ilmuwan Terkejut Saat Lihat Sesuatu Terjadi
link : Parah! Dulunya Laut, Setelah 40 Tahun Seorang Ilmuwan Terkejut Saat Lihat Sesuatu Terjadi
Parah! Dulunya Laut, Setelah 40 Tahun Seorang Ilmuwan Terkejut Saat Lihat Sesuatu Terjadi
Dulu ombak setinggi tujuh meter pernah bergemuruh di Laut Aral, danau yang terletak di Asia Tengah.
Danau ini diapit oleh Kazakhstan (Provinsi Aktobe dan Kyzylorda) di Utara dan Uzbekistan (Karakalpakstan) di Selatan
Nama danau ini secara kasar dapat diterjemahkan menjadi “Laut Kepulauan”, yang merujuk pada lebih dari 1.500 pulau yang pernah ada di danau ini.
Pada tahun 1977 seorang ilmuwan telah mempelajari Laut Aral.
Danau ini juga menjadi sumber garam terbesar ke-4 di dunia.
Setelah 40 tahun menyelesaikan studinya, dia merindukan dan kembali ke Laut Aral dan terkejut menemukan sesuatu telah terjadi.
“Kemungkinan pertama kalinya telah benar-benar kering dalam 600 tahun, sejak abad pertengahan pengeringan yang terkait dengan pengalihan Sungai Amu Darya ke Laut Kaspia,” Philip Micklin, ahli Aral Sea dan emeritus geografi dari Western Michigan University.
Sebelumnya danau ini adalah salah satu danau terbesar di dunia, dengan luas 68.000 square kilometer (26.300 sq mi).
Kini danau raksasa di jantung Asia Tengah itu meranggas dan menjelma menjadi gurun pasir.
Sayangnya, danau ini menyusut sejak tahun 1960-an karena sungai yang mengalir ke danau ini dialihkan ke tempat lain untuk proyek irigasi Uni Soviet.
Pada tahun 2007, hanya sekitar 10% danau yang masih tersisa.
Industri perikanan pernah berkembang di tempat ini, tetapi industri ini telah hancur akibat penyusutan danau.
Wilayah Laut Aral juga tercemar, sehingga mengakibatkan munculnya masalah kesehatan. Penyusutan danau dilaporkan mengakibatkan perubahan iklim lokal. Musim panas menjadi lebih panas dan kering, sementara musim dingin berlangsung lebih panjang dengan suhu yang lebih dingin.[2]
Saat ini Kazakhstan mencoba menyelamatkan Laut Aral Utara.
Maka proyek bendungan diselesaikan pada tahun 2005.
Pada tahun 2008, permukaan air kembali meninggi.
Kadar garam berkurang, dan ikan-ikan kembali bermunculan.
Akan tetapi, nasib Laut Aral Selatan masih suram.
Kematian danau yang luasnya mencapai dua kali lipat wilayah Jawa Tengah itu dianggap sebagai salah satu bencana lingkungan paling parah dalam sejarah manusia.
Jutaan tahun yang lalu, bagian barat laut Kazakhstan, dan Uzbekistan selatan ditutupi oleh laut besar di darat.
Tapi sekarang daratan terbesar dunia garam laut (Aral Sea) telah lenyap.
Inilah yang terjadi di bagian barat laut Kazakhstan, dan selatan Uzbekistan
Laut seluas 68.000 kilometer persegi itu dulunya merupakan lokasi industri perikanan yang berkembang.
Namun sekarang hanya 10% dari ukuran aslinya, juga mengandung garam dan tercemar untuk mendukung kehidupan ikan dan hewan air lainnya.
Semakin Lama Semakin Menyusut dan Kering
Arus air yang dramatis ini mengurangi aliran sungai.
Laut Aral menyusut lebih dari 50%, kehilangan dua pertiga dari jumlah tersebut, dan sangat meningkatkan tahap kemasinannya
Pada tingkat penurunan saat ini, Laut Aral berpotensi untuk benar-benar hilang pada tahun 2020!
Demikianlah Artikel Parah! Dulunya Laut, Setelah 40 Tahun Seorang Ilmuwan Terkejut Saat Lihat Sesuatu Terjadi
Sekianlah artikel Parah! Dulunya Laut, Setelah 40 Tahun Seorang Ilmuwan Terkejut Saat Lihat Sesuatu Terjadi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Parah! Dulunya Laut, Setelah 40 Tahun Seorang Ilmuwan Terkejut Saat Lihat Sesuatu Terjadi dengan alamat link https://seadanyaberita.blogspot.com/2018/01/parah-dulunya-laut-setelah-40-tahun.html