Judul : Setelah Hilang, Kapten Kapal KM Sinar Bangun Akhirnya Berhasil Ditemukan
link : Setelah Hilang, Kapten Kapal KM Sinar Bangun Akhirnya Berhasil Ditemukan
Setelah Hilang, Kapten Kapal KM Sinar Bangun Akhirnya Berhasil Ditemukan
Jiromedia.com -Tim SAR Gabungan masih terus mencari para korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, masih terus dilakukan.Terbaru, tim gabungan berhasil menemukan tiga korban yang diyakini sebagai anak buah kapal (ABK) dan kapten kapal KM Sinar Bangun.
Demikian disampaikan Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan, Kamis (21/6/2018).
“Ada tiga korban selamat ditemukan, ketiganya merupakan ABK dan satu di antaranya kapten kapal,” kata Marudut.
Berdasarkan identifikasi, didapati bahwa ketiganya adalah Poltak Guri Tua Sagala (kapten kapal), Japania Aritonang dan Raider Malau (ABK).
“Satu ABK lagi masih hilang atas nama Jaya Sidahuruk,” tambah Marudut.
Namun begitu, sayangnya tak dijelaskan secara detail ketiga orang yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat tersebut di titik mana.
Selanjutnya, tambah Marudut, dengan adanya penambahan penemuan maka jumlah korban selamat menjadi 21 orang dan korban hilang menjadi 185 orang.
Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan membenarkan informasi yang disampaikan oleh Kapolres Simalungun.
“Kami baru menerima informasi itu, dan akan dimasukkan dalam laporan hasil pencarian pada hari keempat,” ucapnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, dari laporan yang dia terima, KM Sinar Bangun sudah dinyatakan legal dan memiliki izin transportasi air.
Akan tetapi, Budi juga menyebut bahwa kapal maut itu tidak memiliki Surat Izin Berlayar (SIB) yang harus dikantongi setiap kapal transportasi air.
Dengan demikian, tegas Budi, KM Sinar Bangun bisa dinyatakan ilegal.
“Saya tidak mengatakan salah siapa dalam hal legal, tetapi dalam perjalanan tidak legal dan dimungkinan terjadi apabila tidak ada manifes,” jelasnya dalam konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (20/6/2018).
Diakuinya, dalam peristiwa nahas itu, ada beberapa hal yang dianggap tidak maksimal dalam kebijakannya. Karena itu, pihaknya berjanji akan terus meningkatkan tingkat keamanan pada setiap kapal.
“Kami, atas arahan presiden, melakukan reformasi agar mendapatkan level safety yang maksimal,” tegasnya.
“Saya ingin katakan bahwasannya ada kapal-kapal yang baru akan kita bangun untuk kegiatan tersebut. Insya Allah lebih memenuhi safety yang lebih baik,” tandasnya.
Budi juga mengungkapkan, KM Sinar Bangun memiliki bobot sebesar 35 Gross Tonnage (GT). Dengan spesifikasi demikian, secara kapasitas, kapal tersebut hanya muat untuk 43 orang.
“Kejadian kecelakaan KM Sinar Bangun dengan kapasitas 35 GT atau kapasitas muatan itu 43 orang,” bebernya.
Dengan demikian, pernyataan mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) itu sekaligus mempertegas bahwa penyebab tenggelamnya kapal mau itu adalah kelebihan muatan.
Hal itu kemudian ditambah dengan kondisi alam yang tengah berhembus angin kencang dan ombak yang turut menenggelamkan KM Sinar Bangun.
“Kejadian kecelakaan pada 18 Juni pukul 17.15 berjarak 500 meter. Cuaca dalam keadaan hujan deras hingga tinggi gelombang sampai 2 meter,” jelas dia.
Budi mengakui, kepastian bahwa penyebab tenggelamnya kapal yang menurut informasi menyeret total 192 orang itu memang belum bisa dipastikan over kapasitas.
“Tapi potensi kelebihan (muatan) itu ada. Jadi ada kecurangan yang terjadi sehingga tidak dinyatakan manifest. KNKT akan melakukan penelitian berkaitan hal tersebut,” jelasnya.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi menyebut, tim di lapangan menghadapi banyak kendala di lapangan dalam upaya pencarian korban.
Salah satunya adalah kedalaman danau seluas sekitar 1.130 km persegi dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer itu yang mencapai ratusan meter.
“Kedalaman mencapai 300-500 meter, nggak gampang itu. Kemudian dingin,” ungkap Syaugi di tempat yang sama.
Syaugi mengakui, pihaknya juga sudah mengerahkan dua unit robot portabel atau remote underwater vehicle untuk mencari korban yang hilang di Danau Toba.
Akan tetapi, dengan kedalaman tersebut, robot itu tak banyak membantu. Lagi-lagi, tidak lain karena kedalaman Danau Toba yang mencapai ratusan meter.
“Pake senter (robotnya) aja paling cuma bisa lima meter,” jelasnya.
Hal itu berbeda jika mencari korban di atas permukaan yang bisa dilakukan dengan penyisiran.
“Nah kami sedang mencari itu, kami kerahkan (robot) di dalam air. Kalau di atas kan bisa kelihatan,” jelas Syaugi.
Untuk pencarian korban hilang KM Sinar Bangung itu sendiri, pihaknya telah menerjunkan 70 orang tim khusus untuk mencari korban.
“Sampai hari ini kami sudah mengerahkan 70 orang Basarnas, tim Basarnas special group yang mempunyai kemampuan darat, laut dan udara,” terang Syaugi.
Lebih lanjut, Syaugi menuturkan Basarnas hanya fokus mencari para korban yang hilang dari insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun.
“Kemarin kami sudah bagi tugas seharian di sana bersama (tim) dari Kemenhub, KNKT maupun dari Jasa Raharja. Jadi, untuk pencarian dan pertolongan leading sector-nya Basarnas,” katanya.
Dalam perkembangannya, lanjut Syaugi, jumlah korban hilang diduga kuat terus bertambah sejak peristiwa nahas itu terjadi.
Dari laporan posko di Pelabuhan Tigaras, hingga saat ini, tim telah menerima 192 laporan dari keluarga penumpang yang hilang.
“Kalau saya dengar dari posko sampai siang ini, yang lapor keluarganya yang hilang itu mencapai 192 orang,” ungkapnya.[psid]
Demikianlah Artikel Setelah Hilang, Kapten Kapal KM Sinar Bangun Akhirnya Berhasil Ditemukan
Sekianlah artikel Setelah Hilang, Kapten Kapal KM Sinar Bangun Akhirnya Berhasil Ditemukan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Setelah Hilang, Kapten Kapal KM Sinar Bangun Akhirnya Berhasil Ditemukan dengan alamat link https://seadanyaberita.blogspot.com/2018/06/setelah-hilang-kapten-kapal-km-sinar.html